Thursday, November 27, 2008

Twilight by Stephenie Meyer



Although it’s hard to believe that the kind of love that Edward has to Bella (and vice versa) does really exist, I think the book is nice. I almost can’t stop it. Somehow, for a while it brought me out of the real world. (lebay mode on :p)

Anyhoo… I like it sooo much… can’t wait to read the second and the third, and of course, watch the movie.

Nice J

Tuesday, November 18, 2008

Sang Pemimpi

Hari ini gw baru aja menamatkan lembar terakhir dari novel ‘Sang Pemimpi’ karya Andrea Hirata. Yah… bisa di bilang gw terlambat. Di kala orang2 sudah tertulari semangat Laskar Pelangi dan mungkin banyak sekali orang yang sudah mulai menanamkan semangat tersebut di dalam diri masing2, gw baru saja mau memulai buku yang ketiga. Gw aja baru mulai memutuskan untuk membaca Laskar Pelangi setelah menonton filmnya. Sebetulnya gw udah lama diberitahu oleh banyak orang untuk membaca novel Laskar Pelangi. Tapi berhubung gw dah antipati dengan buku2 motivasi hidup, dan karena dari judulnya gw menafsirkan bahwa buku Laskar Pelangi juga merupakan buku tentang motivasi hidup, maka gw memutuskan untuk tidak akan pernah membaca buku tersebut. Yes, gw antipati dengan buku2 mengenai motivasi hidup. Karena entah mengapa, buku2 tersebut sepertinya menganggap bahwa cara pandang si motivator (yang juga adalah penulis bukunya) adalah cara pandang yang benar tentang hidup. Dan pada akhirnya, menyuruh kita untuk memiliki cara pandang yang sama. Yah, singkatnya gw kurang suka ada orang yang menggurui gw tentang bagaimana gw menjalani hidup gw, padahal hidup gw dengan hidup dia sama sekali berbeda. Hehehe... (sombong kali gw ini :p)

Ternyata Laskar Pelangi beda dengan bayangan gw. Akhirnya, gw harus menjilat ludah gw sendiri yang sudah bersumpah serapah ga mau baca tuh buku. Dan segera setelah gw menamatkan buku pertama, gw langsung berniat membaca yang kedua, ketiga, dan keempat. Jadilah, tadi sore gw menamatkan Sang Pemimpi. Setelah gw membaca novel yang kedua ini, gw langsung bilang ke temen2 gw bahwa gw jatuh cinta dengan si penulisnya. Jatuh cinta disini sama sekali bukan makna konotasi, meskipun mungkin sedikit berlebihan :p. Gw bahkan sempet berandai-andai bisa berkenalan langsung dengan si penulis dan bisa mengenal sosok Andrea dalam kehidupan sehari-hari (halah). Yah... tapi hal tersebut hanyalah sebuah ’andaikan’. Gimana bisa gw kenalan sama seseorang yang namanya sudah dikenal seantero nusantara dan bahkan sampai luar negeri? Mimpi.. :D

Terlepas dari kekaguman gw dengan Andrea Hirata, membaca Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi menimbulkan pertanyaan besar dalam diri gw sendiri. Apa sebenernya mimpi gw? Apa cita2 gw? Dan yang membuat gw sendiri kaget adalah, gw baru menanyakan hal itu ke diri gw sendiri sekarang, setelah membaca dua novel yang sebelumnya sempet ga mau gw baca. Selama ini gw cuma menjalani hidup gw apa adanya. Just go with the flow. Even without ever wondering where the flow will take me. Gw heran, ternyata kekuatan mimpi itu bener2 ada yahh… Dan bagaimana akhirnya, kekuatan yang sangat abstrak itu bisa menghasilkan hal2 besar.

Apa sebenernya mimpi gw? Berhari2, setelah membaca Laskar Pelangi dan dalam masa2 menamatkan Sang Pemimpi, pertanyaan itu muncul di benak gw. Apa yahh..? Perasaan ga muluk2 deh. Gw sama sekali ga bisa menemukan sebuah tempat sedahsyat Sorbonne ataupun ide sefantastis menjelajahi Eropa sampai Afrika di mimpi gw. Berkali2 gw menanyakan ke diri gw sendiri, apa bener ga ada hal2 menakjubkan di mimpi gw. Berkali2 juga gw mendapatkan jawaban yang sama. Gw cuma punya satu mimpi. Membahagiakan orang tua gw. Titik. Sangat2 abstrak dan sama sekali tidak memiliki tolak ukur keberhasilan yang jelas. Tapi, yah.. itulah mimpi gw. Mimpi yang sampai detik ini masih gw usahakan.

Gw mau melanjutkan mimpi Bapak gw dulu. Mimpi yang sering kali diceritakan ke kami, anak2nya dan akhirnya menancap kuat di pikiran gw. Bapak kepengen banget membuat penyimpangan besar dalam daftar mata pencarian yang digeluti keluarga kami sejak kakek moyang gw dulu. Di mana petani menjadi mata pencarian terbanyak yang pernah dilakoni oleh pendahulu2 gw. Sisanya, pedagang, buruh pabrik, menggarap sawah sewaan (menurut gw ini beda dari menjadi petani di sawah sendiri), dan profesi2 lainnya yang membuat keluarga kakek2 gw dulu masuk ke dalam golongan masyarakat biasa-biasa saja, bahkan mungkin kurang biasa.

Entah dapet ilham dari mana, Bapak tiba2 melakukan gebrakan dengan nekat kuliah. Di kala temen2 sebayanya di kampung mencoba mencari pekerjaan dengan berbekal ijazah SMA, dan ujung2nya menjadi petani juga. Mbah kakung gw sendiri dah terang2an bilang ga sanggup membiayai kuliah Bapak. Tapi, Bapak tetep nekat. Akhirnya, Bapak berangkat ke Solo untuk mendaftar, apa ya namanya waktu itu (kalo sekarang sih sebutannya SPMB), dengan uang hasil menjual ayam ternaknya yang cuma beberapa ekor termasuk anak2nya. Dan entah bagaimana, Bapak gw sendiri aja sampe heran, beliau di terima di Fakultas Sastra UNS. Jurusan sastra juga dengan terpaksa di pilih Bapak karena dulu SMA Aliyah hanya boleh memilih jurusan IPS SAJA. Padahal mata pelajaran favorit Bapak dulu adalah Biologi. Tapi karena ingin kuliah, maka jurusan apa saja Bapak pilih, asal bisa kuliah. Dan sejak itu, Bapak gw menjadi satu2nya pemuda di kampungnya yang melanjutkan pendidikan setelah tamat SMA.

Singkat cerita, sampai lah Bapak di Jakarta, cuma bermodal nekat. Dan sekarang Alhamdulillah, kami sekeluarga bersyukur, mimpi Bapak bisa terwujud. Setidaknya untuk keluarganya, Bapak dianggap sebagai pendobrak yang meningkatkan martabat keluarga. Sayangnya, ya sayangnya, semangat mendobrak keadaan keluarga hanya di miliki oleh Bapak gw doang. Kenyataannya bude2 dan bulik2 gw keadaannya masih begitu2 aja. Hhhh....

Jadilah, mimpi itu ditularkan oleh Bapak ke gw. Ditambah melihat keadaan keluarga besar gw yang begitu2 aja, membuat gw semakin berkeinginan menjadi orang sukses. Yah gw tau, pengertian sukses sangatlah relatif. Tapi, sampai saat ini gw mengartikan sukses sebagai memiliki rumah besar, ada kolam renangnya, dan bisa jalan2 ke luar negeri dengan mudahnya... Hehehe... sangat materialistis... Tapi, ya itulah, definisi sukses yang ada di pikiran gw sekarang. Atau bisa di bilang sukses buat gw adalah memiliki hal2 yang belum gw, ataupun keluarga besar gw, miliki. Dan semua yang gw sebutkan tadi mewakili hal2 tersebut.

And I’m still working on my dream, my Dad’s dream. Menjadi orang sukses….



PS: Gw heran bagaimana Mas Andrea Hirata melalui tulisannya, bisa membuat gw membuat curhatan sepanjang ini… :p