Sunday, September 27, 2009

Jakarta Belum Pulih

Terakhir online facebook (which is semalem), gw liat banyak temen-temen gw yang pasang status tentang keengganan mereka menghadapi Jakarta hari ini. Alasannya karena hari ini hari senin, hari orang-orang yang pada cuti masuk kembali, dan hari di mana Jakarta akan kembali normal lagi (baca: macet gila).

Ternyata, hari ini gw berangkat ngantor jalanan MASIH ada yang lengang tuh. Meskipun di beberapa tempat yang emang biasanya padet, hari ini udah padet. Tapi, di beberapa ruas jalan yang biasanya ga kosong, hari ini masih kosong.

Menurut gw Jakarta belum pulih. Gw ga percaya jumlah mobil yang selama berhari-hari bikin jalur pantura macet total, cuma bikin Jakarta sepadat tadi pagi. Apalagi di tambah mobil-mobil yang emang selama liburan kemaren tetap tinggal di Jakarta, alias ga kemana-mana. Harusnya, tidak bersisa banyak jalan kosong di Jakarta.

Belum, Jakarta belum pulih. Setidaknya, belum tadi pagi. Kita lihat saja besok... :D

Wednesday, September 23, 2009

Mudik

Berhubung tema mudik masih jadi perbincangan seru di banyak acara berita, gw juga mau nulis soal pengalaman mudik gw kali ini ah... :D

***

Seperti tahun2 kemaren, tahun ini pun gw sekeluarga merayakan lebaran di kampung halaman tercinta. Dari tahun ke tahun, perjalanan mudik selalu menjadi perjalanan yang menyenangkan dan sangat ditunggu2. Tapi, sejak beberapa tahun terakhir, perjalanan mudik tidak lagi semenyenangkan sebelumnya. Pasalnya, beberapa tahun terakhir, perjalanan mudik identik dengan MACET. Dan jadilah, perjalanan Jakarta-Sukoharjo pada tanggal 18 September kemaren menghabiskan waktu 30 jam... T_T Padahal, perjalanan normal memakan waktu tidak sampai 12 jam.

Jumat kemaren, rasanya semua mobil di Jakarta pindah ke jalur pantura. Herannya, mobil sebanyak itu, yang dengan suksesnya membuat jalur pantura macet sampe tiga hari berturut-turut, mobil-mobil itu setiap hari nongkrong di Jakarta. Ga aneh emang kalo ga ada ruas jalan di Jakarta yang bebas macet.

Meskipun bete karena jalanan yang luar biasa macet, tapi tetap mudik kali ini pun punya banyak cerita. Gw bersyukur bisa mudik bareng keluarga gw, naik kendaraan pribadi, dan bawa perlengkapan yang lengkap. Di perjalanan, banyak gw temukan rupa-rupa pemudik yang - menurut gw - tidak lebih beruntung dari gw.

Ada yang mudik naik mobil pick up, yang bak terbukanya di tutup terpal. Di bawah terpal itu, ada sekitar 6-7 orang termasuk anak-anak. Mereka semua duduk (atau tidur) beralaskan tikar dan beratapkan terpal. Kebayang ga sih kalo siang panas terik gitu apa rasanya... Belum lagi yang nekat mudik naik mobil box. Mobil yang emang diciptakan buat ngangkut barang (dan karena itu ga ada lubang jendelanya) di paksa buat ngangkut orang. Biar ga terlalu panas, pintu belakang di buka sebagian sambil diiket tali rafia. Kalo pas siang, mungkin rasanya ga jauh beda ama di oven.

Cerita pemudik yang naik motor, beda lagi. Hhmmm... Kalo gw bilang, sebagian besar dari para pemudik berkendaraan motor itu, modal terbesarnya adalah nekad. Gimana nggak, menempuh jarak ratusan kilometer dengan mengendarai motor, ditambah tas ato barang bawaan yang ga sedikit, ditambah dua anak, yang satu masih bayi pula... Ckckck... (Gw aja yang udah di atas 20 tahun, langsung nolak mentah2 kalo ada yang ngajak mudik naik motor. Kayak apa rasanya badan. Nah ini... anak bayi bo'...) Anak yang lebih besar, biasanya di taruh di depan si Bapak yang mengendarai motor. Kalo gw sih mikirnya, kasian banget ga sih tuh anak, jadi tameng angin Bapaknya untuk jarak ratusan kilometer.

Pada saat arus mudik sedang puncak2nya, jangan kaget kalo SPBU berubah jadi pasar. SPBU emang jadi tempat favoritnya para pemudik untuk melepas lelah setelah menempuh jarak jauh. Makanya jangan heran kalo pas puncak2nya arus mudik, satu SPBU bisa diserbu oleh ratusan kendaraan (baik mobil ato motor) yang ingin sejenak melepaskan lelah sebelum melanjutkan perjalanan. Akibat dari penuhnya SPBU ini adalah antrian kamar mandi yang mirip dengan antrian sembako. Maklum, siapa yang ga butuh kamar mandi? :p

Anyhooooo... Terlepas dari betapa berat dan sengasaranya kisah-kisah para pemudik. Tapi, ga pernah tuh gw denger ada yang berkeluh kesah. Ga ada tuh yang terlihat tidak bahagia. Peristiwa setahun sekali, pulang ke kampung halaman, ketemu dengan keluarga yang ditinggalkan, dan akhirnya bisa merayakan hari raya bersama... Untuk semua itu, akhirnya orang bisa melakukan apa saja demi bisa mudik...

And... at the end... I love mudik... :)

Wednesday, September 16, 2009

No Tittle

Menganggapi komentar seseorang tentang ketidakkonsistenan gw nge-blog, akhirnya gw memutuskan untuk posting sesuatu deh... :p

***

sedang menata hati untuk perubahan yang luar biasa besar.
Pertemuan itu memang seringkali menyenangkan. Dan pertemuan yang menyenangkan pasti akan membuat perpisahan yang menyedihkan. Mungkin banyak orang yang ketika dihadapkan pada perpisahan yang menyedihkan, akhirnya lebih memilih lebih baik tidak pernah bertemu sekalian, sehingga tidak usah bersedih.

Tapi gw bersyukur, gw pernah mengalami pertemuan yang menyenangkan itu. Pertemuan yang akhirnya berlanjut pada hari-hari yang juga menyenangkan. Gw bersyukur karena pernah mengalami semua itu. Kalau pada akhirnya, sekarang gw harus berurusan dengan perpisahan yang menyedihkan itu, gw terima... :)