Thursday, January 7, 2010
Yah. Semuanya terasa sangat berbeda ketika kita bisa bertemu langsung dengan orang yang mengalami peristiwa yang sama dengan kita. Orang yang juga merasakan sakit yang sama, luka yang sama, dan keterpurukan yang sama.
Selama ini, aku hanya bercerita dan meminta orang lain untuk mendengarkan. Aku hanya berusaha membentuk opini mereka dan secara tidak langsung meminta mereka mendukung apa yang aku lakukan. Aku meminta mereka membenarkan apa yang aku lakukan. Dan pada akhirnya membuat mereka memberikan simpati dan dukungan terhadap apa yang aku lakukan. Mereka tidak pernah tau persis apa yang sebenarnya terjadi. Tidak pernah mengerti benar kenapa semua ini terjadi.
Tapi, ketika kita bertemu dengan orang yang mengalami hal yang sama, tak perlu banyak bicara. Tidak perlu membentuk opini dan tidak perlu meyakinkan mereka bahwa kita benar. Karena orang tersebut sudah mengerti apa yang kita rasakan. Sudah paham. Sudah tahu. Bahkan terkadang orang tersebut yang mendeskripsikan untuk kita apa yang ada di pkiran kita.
Hhhh.... rasanya luar biasa menenangkan... =)
Terima kasih untuknya...
Terima kasih..... Ya Allah..... Engkau baik sekali..... :)
Monday, February 9, 2009
My Light
Then, I almost give up. This stupid chain, why must appear in my life? I can’t even talk to her how I need my light so much. And for a so called damn ‘reason’, I might have to give up. Even though I don’t want to, but there’s no way out for me.
Tuesday, October 7, 2008
I'll do it, for a better life...
Pyuhhh...
Rasanya seperti di tampar, di tonjok, ato di apain lah yang sebangsa itu. Yang bekasnya masih saja terasa nyeri. Tapi, dia benar, bener banget. Gw sendiri ngerasa kalo gw terlalu bergantung sama dia. Hampir setiap hal yang gw alami gw ceritakan ke dia. Hampir setiap masalah yang gw punya gw bagi dengan dia. Dan hampir semua tangis gw tumpahkan di depan dia. Mungkin karena itu gw jadi sering merasa ga bisa ngadepin masalah yang dateng, sendirian. Dan setiap kali gw ngerasa stress ato pun sedih, tangan gw selalu bergerak mencari handphone kesayangan, memanggil nomernya, dan menggulirkan cerita demi cerita.
Hhhh...
Somehow I don't like this. Kebergantungan dan melemahnya gw, semua itu bikin gw merasa... ya... ga banget aja. Keberadaan dia harusnya sama sekali bukan alasan buat gw untuk kemudian jadi sangat mengandalkan dia dalam hidup gw dan... melemah. Dia emang ga pernah keberatan pasang kuping buat dengerin semua hal2 ga penting yang gw ceritain. Ga pernah juga bosan mendengar gw mengangis atau menggerutu. Tapi, justru itu masalahnya. Bagaimana kalo suatu hari dia pergi. Ketika gw harus kehilangan tempat curhat terbaik gw? Bagaimana kalo di tengah2 semua kenyamanan yang gw rasakan dengan kehadirannya, tiba2 gw harus kembali sendiri? Gw takut gw ga bisa. Padahal hidup harus terus berjalan.
Huff...
Gw merasa hari ini, ada semangat baru yang gw temukan. Bukan untuk menyingkirkan dia dalam hidup gw. Tapi untuk lebih mandiri dalam hidup gw sendiri. Kembali ke masa2 lalu, sebelum dia datang dalam hidup gw. Hidup itu memang rentetan masalah. Dan setiap orang pasti punya masalah mereka masing2. Kalau di luar sana ada jutaan manusia yang bisa survive menjalani hidup mereka sendirian, kenapa gw harus gagal.
Gosh...
Dan gw harus memulai lagi. Belajar melakoni hidup gw dengan lebih baik. Menjadikan dia tempat berbagi cerita dan bukan sekedar membebaninya dengan masalah2 hidup gw. Mengikhlaskan setiap telpon gw yang tidak terjawab olehnya dan bukan memarahinya karena ga ada ketika gw sedang ada masalah.
Hmmm...
Gw sendiri juga ga tau apakah gw bakalan bisa ato ngga. Karena 6 tahun, bukan waktu yang singkat untuk membuat gw menjadi terbiasa. Tapi, gw pasti coba. Karena ini hidup gw :)
Friday, September 12, 2008
Satu lagi...
Monday, September 8, 2008
Musim hujan
Gw emang slalu suka suka suka banget ama musim hujan...
Yahhh... semoga musim hujan kali ini ga membawa musibah untuk sebagian masyarakat seperti tahun2 sebelumnya.
Wednesday, July 2, 2008
Jakarta Fair 2008
Tuesday, May 20, 2008
Quote of d Day
Ingatlah aturan sederhana tentang kebahagiaan:
Bebaskan dirimu dari kebencian
Bebaskan pikiranmu dari kecemasan
Hiduplah sederhana
Memberilah lebih banyak
Berharaplah lebih sedikit
Tersenyumlah
Miliki teman yang bisa membuat dirimu tersenyum
:)
Thursday, May 15, 2008
Surprise
Today is not my birthday. But surprise did happened to me. An email from unexpected person received in my inbox. I though it will be another unexpected email. But it didn't.
Although he put no email address in To or CC, but the email came to mine. And I'm sure that my email address must be in BCC. I know that he didn't want anybody know that he sent that email directly to me. So, he put my email address as BCC. Whatever... The important thing is that he sent me an email. And it's not another unexpected email.
Finally...
Today is not my birthday, but surprise did happened to me.
What a nice day... :)
Thursday, May 8, 2008
Kondangan
Ga tau kenapa, bulan ini tiap minggu gw kondangan. Dua orang rekan kantor, seorang kakak kelas, dan seorang sahabat lama…
Senang? Yup. Absolutely…
Tapi… Setiap kali mendapat undangan selalu muncul pertanyaan yang itu2 ajah…
Enaknya kasih apa ya?
Uang atau kado ya?
Kalo uang berapa…?
Kalo kado… apa?
Hhh…
Udah banyak orang yang gw tanyain hal yang serupa, tapi jawabannya selalu sama.
“Lo mau yang berkesan ato yang praktis… Kalo praktis sih duit, kalo berkesan kado.. bla.. bla.. bla..”
Giliran gw terusin nanya, tentang kado apa yang kira2 bakal berkesan untuk di kasih, jawabannya standar..
“Sprei.”
“Alat2 rumah tangga”
“Apa kek yang dia butuh”
Hmmm…
Dan.. setiap undangan yang gw terima selalu berhasil menimbulkan pertanyaan ga penting, tapi sebenernya penting juga…
Hhh…
Wednesday, April 23, 2008
Kita ga bisa pungkiri, bahwa materi (dalam hal ini uang), emang jadi kebutuhan yang sangat mendasar bagi manusia yang hidup di kota2 besar. Karena manusia2 yang hidup di pedalaman (sebutlah suku dayak, asmat, dll), gw yakin ga ada uang pun mereka masih bisa hidup. Menjadi manusia modern sangatlah mahal. Produk2 baru bermunculan dalam hitungan detik. Iklan yang menyertai produk2 baru tersebut pun dikemas dengan sangat menarik. Membuat hati orang2 yang ga kuat iman luluh. Dan akhirnya melupakan kondisi keuangan mereka. Kalau sudah begini, apapun bisa mereka lakukan untuk bisa membeli produk yang mereka mau.
Maka, tidaklah mengeherankan kalau untuk sebagian orang, gaji yang ditawarkan oleh perusahaan minya / gas sangat sangat menjanjikan. Tapi, apa bener kebahagiaan (atau sebutlah, kepuasan) bisa mutlak terpenuhi ketika kita memiliki uang banyak?
Di salah satu comment yang diberikan untuk postingan tersebut dikatakan "...gaji gede, tapi pengorbanan yg diberikan masih lebih besar. unnormal family situation...".
Buat gw sendiri, bukannya sok idealis, tapi uang bukan segalanya meskipun gw juga ga bisa pungkiri kalo gw seneng punya banyak uang. Misalnya aja ada kondisi di mana lo lagi naik gunung, dan di tengah2 pendakian lo kehabisan logistik, nyasar, dan udah jauuuuh banget jalan, ga ketemu siapa2. Pada saat kayak gitu lo bawa uang semilyar pun ga akan bisa nolong lo. Kejadian yang mirip kayak gini, gw pernah ngerasain, tapi ga pake nyasar jauuuhh banget :p. Dan, meskipun punya banyak uang, tapi kalo gw ngliat bokap, nyokap, ato siapapun orang yang gw sayang sakit ato sedih... Hhhh.. Jangan ditanya deh gimana rasanya.
Dan untuk saat2 seperti itu, no matter how much money you have... it's useless...
Friday, February 22, 2008
Jakarta versi seorang supir taxi
Tapi kemarin, gw ga punya banyak waktu untuk menunggu. Akhirnya, dengan terpaksa gw tempuh juga perjalanan itu. Berhubung gw berada di Soedirman dalam rangka tugas kantor, jadilah gw pilih sebuah Taxi untuk mengantarkan gw ke tempat tujuan... Toh tidak akan menambah pengeluaran :P
Dan rupanya hari itu adalah hari keberuntungan gw. Bapak supir Taxi yang gw tumpangi adalah seorang bapak separuh baya yang luar biasa ramah. Sepanjang jalan si Bapak menceritakan kisah demi kisah yang membuat perjalanan jadi terasa menyenangkan.
Bapak supir Taxi yang gw tumpangi semalam, sudah tinggal di Jakarta sejak tahun 1969. Dan menurut gw itu udah lama banget. Padahal si Bapak bukan orang Jakarta asli... Bapak supir Taxi bercerita bahwa Jakarta saat ini sudah berubah 120% (walaupun agak aneh membayangkan arti 120% itu).
Di setiap jalan yang kami lewati, si Bapak supir Taxi selalu menjelaskan kondisi jalan itu waktu
zamannya dulu. "Dulu itu ya Mbak, di sini tuh sawah..." Di tempat lain, "Di sini dulu itu perumahan lho Mbak.." Dan aku sering meresponnya dengan "ooo.. gitu ya Pak.." Buatku sulit membayangkan keadaaan Jakarta seperti yang Pak Supir Taxi gambarkan.
"Dulu, tidur di bawah kolong jembatan masih enak lho Mba. Coba sekarang, boro2 tidur di kolong jembatan, nongkrong aja orang dah ga betah." Entah kenapa dan ke mana kenyamanan itu menghilang?
Selain keadaan Jakarta, Bapak supir Taxi juga menceritakan mengenai keadaan transportasi Jakarta pada saat itu. Menurut ceritanya, dulu kendaraan umum masih sangat jarang. Dan semua kendaraan umum yang ada di Jakarta bermuara di satu titik, yaitu Lapangan Banteng. Bapak supir Taxi juga memperagakan gaya kondektur zaman dulu mempromosikan kendaraannya.
"Ayo..ayo.. Jakarta.. Jakarta.." Padahal, menurut Bapak supir Taxi, si kondektur berkata seperti itu di daerah2 seperti Cililitan, UKI, dan daerah2 lainnya. Pada waktu itu, menurut Bapak supir Taxi, yang dimaksud dengan Jakarta adalah daerah Lapangan Banteng dan sekitarnya. Ongkos naik kendaraan saat itu berkisar antara Rp7-Rp10. Um... kalo dibandingkan dengan zaman sekarang, tentu harga itu sangat2 murah.
Zaman dulu di Jakarta juga sudah ada Taxi. Bapak supir Taxi, sudah menarik Taxi sejak tahun 70-an. Hampir setiap seluk beluk jalan di Jakarta, Bapak supir Taxi tahu betul. Bahkan sampe lubang2 jalannya. Bapak supir Taxi bercerita kalau Taxi zaman dulu tidak ada yang ber-AC. Tapi untuk menunjukkan kemewahan Taxi dibanding kendaraan2 umum lainnya, Taxi pada waktu itu menggunakan kipas angin. Gw ga bisa membayangkan berada di kendaraan yang ada kipas anginnya. Bisa jadi bukannya nyaman, tapi malah kembung... :p
Akhir tahun 70-an mulai-lah ada kendaraan ber-AC dan tidak lama Taxi2 ber-AC pun bermunculan. Tapi, orang pada zaman dulu belum bisa menyesuaikan diri dengan AC. Banyak orang pada waktu itu yang malah kembung atau masuk angin berada di dalam kendaraan ber-AC. Alhasil, Taxi zaman dulu dibedakan menjadi Tasi AC dan Non-AC. Persis seperti sekarang, Taxi Tarif Lama dan Taxi Tarif Baru. Tarif-nya pun berbeda, untuk tarif Taxi Non-AC argo awal menunjukkan harga Rp.400, sedangkan Taxi AC argo awal menunjukkan harga Rp.600.
Bapak supir Taxi juga bercerita mengenai kondisi ekonomi dan politik pada masa pemerintahan presiden pada waktu itu. Untuk yang satu ini, gw males ah buat cerita, takut dianggap mendiskreditkan satu pihak (apalagi yang bersangkutan sudah mangkat).
"Tapi mbak, Jakarta ga cuma kotanya aja yang berubah. Warganya juga..." Kalimat itu sempat mampir di pikiran gw cukup lama. Gw memang ga tau betul, bagaimana kondisi warga Jakarta zaman dulu. Tapi, terus terang, gw sendiri merasa ga terlalu nyaman dengan sifat penduduk Jakarta.
"Sekarang orang dah kenal sopan santun Mbak. Anak kecil manggil orang yang seumuran ama kakeknya dengan sebutan 'Bang', hanya karena orang tersebut berprofesi sebagai supir angkot atau tukang jual makanan. Orang juga dah ga pernah permisi kalo lewat di depan orang tua."
Bapak supir taxi melanjutkan, "Kalo di jalan parah lagi Mbak. Orang mau belok kiri, ambil lajur kanan. Giliran di klaksonin, bales kasih klakson. Parah deh Mbak... "
Pikiranku melayang, tidak begitu kudengarkan lagi cerita Bapak supir taxi. Di pikiranku tergambar adegan2 yang diceriitakan oleh Bapak supir taxi. Dan harus kuakui, semua itu benar sekali...
Dan kemudian, pikiranku kembali ke cerita Bapak supir taxi.
"Yah... emang sih mbak, kata orang kalo mau jadi bangsa modern, harus begitu.."
Dalam hati aku berkata, "Benarkah seperti itu... Benarkah harga yang harus di bayar untuk sebuah modernisasi adalah hilangnya kepedulian dan sopan santun?.." Entah mengapa sulit sekali untuk setuju...
Tidak terasa, gw dah sampe di tujuan. Gw lihat argo menunjukkan harga Rp.35.500,00. Gw pun mengambil Rp50.000an, dan bilang, "10rb aja Pak kembaliannya". Rp4.500 gw anggap sebagai harga untuk cerita dan perjalanan yang luar biasa menyenangkan. Meskipun menurut gw, harga itu kurang sepadan dengan yang gw dapetin selama perjalanan itu...
Tuesday, February 19, 2008
Hidup ga bisa tanpa masalah
Hhh...
Bahkan, ketika udah merasa aman berada di suatu tempat atau di suatu lingkungan, ga butuh waktu lama untuk tempat itu berubah menjadi suatu tempat yang malah bikin kita ga pengen berlama2 ria. Ketika kita bertemu dengan seseorang yang bikin kita nyaman, ga berapa lama, orang itu udah bisa bikin kita marah, kesel, sakit hati, de el el...
Pengen banget bisa punya pintu ajaib. Pengen banget punya ilmu menghilangkan memori orang.
Tapi, itu semua ga mungkin banget.
So, the only thing that I can do is... Face it!! Coz others are waiting...
Monday, February 18, 2008
To Do List
Barusan gw mengunjungi rumah maya kepunyaan temen gw. Di salah satu postingannya, dia membuat sebuah to do list yang akan dilakukannya tahun ini. Mengunjungi pulau, membeli suatu barang, dan lain sebagainya. Tiba2 jadi teringat dengan keinginan2 dalam hidup gw. Ga pernah ada catatan khusus, untuk mengingatkan gw tentang keinginan2 itu. Hanya sesekali terlintas di pikiran gw. Setiap tahun isinya masih saja sama. Hanya mungkin bertambah sedikit. Ya... daftar keinginan hidup gw masih tetap sama dari tahun ke tahun. Tidak banyak berkurang, hanya sesekali bertambah.
Hmm... apa karena gw tidak pernah mencatatnya, maka tidak banyak dari keinginan2 itu yang terwujud. Apa karena hanya sesekali terlintas dalam pikiran, maka gw tidak pernah benar2 ingin mewujudkannya... Entahlah...
Rasanya membuat to do list hidup (bukan hanya to do list yang mengingatkan kita akan hal2 kecil), mungkin perlu juga dilakukan. Supaya tidak hanya sesekali teringat. Tidak hanya sesekali merasa ingin mewujudkan satu diantaranya... Hingga suatu hari nanti, gw bisa mendapati to do list hidup gw sudah banyak yang terwujud, dan mulai memikirkan, kira2 apa lagi yah yang ingin gw lakukan...
Um... kalo gw mulai membuat to do list dalam hidup gw, kira2 apa yah yang bakal gw taruh di nomor satu... :D
Sunday, February 10, 2008
Sehabis hari yang buruk, akan ada hari perbaikan
Rasanya ingin sekali berteriak sekeras2nya. Ingin sekali menghilang. Bahkan kalau bisa, ingin sekali memutar balik waktu ke beberapa jam yang lalu.
Hari ini benar2 hari yang menyebalkan.
Rasanya ingin sekali menangis sekencang2nya. Ingin sekali memaki. Bahkan kalau bisa ingin sekali menghajar orang yang menyebabkan gw harus merasakan hal yang tidak menyenangkan ini.
Tapi, tiba2 teringat janji makan siang dengan seorang kawan lama yang gw buat pagi tadi. Gw pun langsung mengambil hp dan menelpon teman gw itu.
+ Hi, jadi kan makan siang bareng?
- Iyalah...
+ Ya udah, gw ada di lantai 1 nih, gw tunggu yah...
- Ok. Gw bentar lagi turun..
Gw pun menunggu temen gw turun ke lantai tempat gw berada saat itu. Segala perasaan masih bercampur aduk. Sebenarnya kalo saja gw ga enak ama temen gw, gw pengen banget membatalkan janji makan siang bareng. Gw lebih pilih pergi ke tempat2 yang bisa menenangkan dan mengusir perasaan tidak mengenakkan yang gw rasakan. Tapi, berhubung gw yang buat janji untuk makan siang bareng, kurang ajar aja rasanya kalo pas jam makan siang gw tiba2 membatalkan janji itu.
Ga lama, temen gw muncul. Setelah saling bersalaman dan cipika-cipiki (biasalah... perempuan), kami berdua mengambil duit di ATM dan langsung menuju kantin untuk makan siang. Kami berdua memilih menu yang sama, soto betawi. Entah mengapa, gw sedang ingin menikmati makanan berkuah, dengan harapan kuahnya bisa menyiram hati gw yang sedang panas2nya (harapan yang aneh..).
Semangkok soto betawi dan obrolan dengan seorang kawan lama, ternyata cukup menenangkan buat gw. Sehabis makan, perasaan gw bisa lebih gw kontrol daripada sebelumnya... Tidak lama setelah kami selesai makan, gw pun pamit untuk kembali melanjutkan rutinitas harian.
Hari ini memang luar biasa buruk dan menyebalkan buat gw, tapi gw ga bisa terus-menerus berlarut2. Gw tau, adalah sangat wajar kalau gw ingin sekali mengekspresikan kekesalan dan kekecewaan gw. Entah dengan menangis, marah2, berteriak, atau apapunlah... Tapi, setelah gw pikir2 lagi, buat apa semua itu? Cuma buang2 energi aja. Apa setelah menangis masalah gw selesai? Apakah setelah teriak2 gw bisa kembali ke beberapa jam yang lalu dan mencegah terjadinya masalah? Jawabannya sudah pasti tidak.
Di dalam perjalanan balik ke kantor, gw tersenyum dalam hati. Apa yang gw alami hari ini, adalah sesuatu yang harus gw alami sebagai bagian dari pembelajaran hidup. People do mistakes...
Orang yang hebat bukanlah orang yang tidak pernah melakukan kesalahan. Tapi orang yang hebat, adalah orang yang bisa bangkit dari kesalahannya dan memperbaikinya (dikutip dari ucapan seorang bijak - gw lupa namanya-). Gw mungkin bukan orang yang hebat. Tapi, gw tau gw harus memperbaiki kesalahan yang sudah gw lakukan hari ini.
Ada saat di mana kita berbuat kesalahan. Mungkin ada saat untuk menyesali dan meratapinya. Tapi, pasti ada saat untuk memperbaikinya.
Sehabis hari yang buruk, akan ada hari perbaikan...
Wednesday, January 23, 2008
Maaf untuk keterlambatan ini
Jarang bertemu apalagi ngobrol
Selagi dia masih ada, gw ga tau banyak hal tentangnya,
Tapi anehnya, ketika dia ga ada, gw justru jadi banyak tahu tentang dia...
Banyak cerita yang gw ikuti, banyak tulisan yang gw baca
Kesemuanya bermuara pada satu kesimpulan...
Dia orang yang sangat baik
Dia orang yang disayang banyak orang
Hmm... tiba2 gw jadi menyesal
Menilai orang yang bahkan gw ga kenal dekat
Setidaknya gw lega
Karena gw tahu kenangan seperti apa yang gw simpan untuknya...
Tidak lagi sama dengan anggapan gw sebelumnya
Karena sekarang gw dah sedikit lebih mengenal dia
Maaf untuk keterlambatan ini...
Monday, January 21, 2008
Goodbye...
A friend of mine who was in my older post. The one who stayed in ICU room, sekarang dia sudah memulai perjalanan abadinya...
Ke suatu tempat yang belum pernah dia kunjungi sebelumnya...
Yes. Finally he gave up...
(18 Janunari 2008)
Monday, January 14, 2008
What's wrong...?
I become that looser again
The one that I've left a long time ago...
No. This can not be happened.
I should be stronger, not weaker...
Coz everything is getting more complicated...
Monday, January 7, 2008
I am me...
This is my live... and there is she... with her live, which is completely different with mine. I do admit, lots of things in her live that make me envy... but then, what can I do?
I don't think it's about what I do have or what she does have. But, it's more about how to appreciate the life that God has given to us... to me...
God please... this feeling is really hurt me...